brand_logo
Mengapa Sedekah Tak Pernah Mengurangi Harta? Tinjauan Fiqih yang Menguatkan Iman
BeramalBersama
21-Nov-2025
Inspirasi Kebaikan

Mengapa Sedekah Tak Pernah Mengurangi Harta? Tinjauan Fiqih yang Menguatkan Iman

Ada satu kalimat yang sering kita dengar, namun tidak pernah membuat kita bosan, “Sedekah tidak mengurangi harta.” Ungkapan ini begitu populer, tetapi pernahkah kita benar-benar merenungkan maknanya?

Rasulullah ﷺ yang mengucapkannya, dan ribuan tahun setelah itu, kalimat ini tetap hidup dalam hati kaum muslimin bahkan pada masa modern saat logika ekonomi berkata sebaliknya. Lalu, bagaimana syariat Islam memandang sedekah? Mengapa ia justru menambah harta, bukan menguranginya?


Hadis yang Menjadi Pondasi Utama

Rasulullah ﷺ bersabda, “Harta tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR. Muslim)
Hadis ini bukan sekadar motivasi, tetapi janji dari Nabi yang pasti benar. Kalimatnya sederhana, namun maknanya sangat dalam, ia membuka pintu keyakinan bahwa matematika langit berbeda dari matematika bumi.

Bagaimana Fiqih Menjelaskan "Tidak Mengurangi Harta"?
Ulama memberi beberapa penjelasan mengenai bagaimana sedekah secara fiqih dan hakikat tidak mengurangi harta manusia.
1. Harta yang Disedekahkan Menjadi Milik Allah dan Pahalanya Kekal
Menurut Imam Nawawi, harta yang disedekahkan tidak berkurang karena :

  • Ia dipindahkan dari dunia menuju simpanan akhirat.
  • Pahalanya jauh lebih besar dan bersifat abadi.

Sehingga pengurangan secara materi hanyalah sementara, tetapi nilai sebenarnya justru bertambah.

2. Sedekah Menarik Rezeki Baru
Dalam banyak riwayat, sedekah menjadi sebab datangnya pertolongan Allah “Bersegeralah bersedekah, karena bala tidak akan mendahului sedekah.” (HR. Thabrani).

Sedekah mengundang kelapangan rezeki, barakah dalam harta, serta peluang baru yang tidak disangka-sangka. Fiqih memasukkan ini ke dalam konsep asbaab rizq atau sebab-sebab turunnya rezeki.

3. Sedekah Menjaga Harta dari Kerusakan
Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa sedekah memiliki efek penjagaan:

  • Menolak musibah, kerugian, penyakit, atau bencana
  • Menghindarkan dari pengeluaran besar yang tak perlu

Dengan kata lain, jika bukan karena sedekah, bisa jadi harta seseorang sudah “hilang” dalam bentuk musibah.

Sedekah dalam Timbangan Fiqih: Hukum, Adab, dan Praktik

Hukum Sedekah
Dalam fiqih, sedekah hukumnya sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan dan diberi pahala besar. Namun bisa menjadi:

  • Wajib, jika ada orang yang terancam hidupnya dan hanya kita yang bisa menolong.
  • Makruh, jika pemberi dalam kondisi sangat sempit.
  • Haram, jika menggunakan harta haram atau bertujuan riya.

Adab Ber-sedekah Menurut Fiqih

  • Ikhlas karena Allah
  • Menjauhi pamer dan ucapan menyakitkan.
  • Memberikan harta terbaik

Allah berfirman:
“Janganlah kalian memilih yang buruk untuk kalian sedekahkan.” (QS. Al-Baqarah: 267)

  • Mendahulukan keluarga yang lebih membutuhkan
  • Menyegerakan sedekah, karena tidak ada yang tahu kapan kesempatan itu hilang.

Dalil-Dalil Al-Qur’an yang Menguatkan Janji Sedekah
1. Allah Melipatgandakan Harta Sedekah
“Allah melipatgandakan (pahala dan nilai) bagi siapa yang Dia kehendaki.”
(QS. Al-Baqarah: 261)
Ayat ini menggambarkan matematika langit:
1 → 700 → tak terhingga.

2. Sedekah Melapangkan Dada dan Menghilangkan Kesempitan
“Jika kalian meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakannya untuk kalian.”
(QS. At-Taghabun: 17)
Sedekah disebut “meminjamkan kepada Allah”, sebuah metafora yang sangat lembut dan mulia.

3. Sedekah Menjadi Perisai dari Kesulitan Hidup
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya.” (QS. Saba’: 39)
Penggantian ini tidak selalu dalam bentuk uang, bisa berupa kesehatan, keluarga harmonis, peluang baru, atau dijauhkan dari bahaya.

Kisah-Kisah Nyata: Ketika Sedekah Membuka Pintu Rezeki
1. Kisah Pedagang Kurma Madinah
Di masa Nabi, ada seorang pedagang kurma yang kerap menyisihkan sebagian hasil panennya untuk sedekah. Suatu hari, kebun-kebun sekitarnya rusak karena badai, namun kebunnya tetap selamat. Ia berkata “Aku yakin ini karena sedekah.”

Para sahabat pun membenarkannya. Sedekah menjaga harta dari musibah.

2. Kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Umar pernah bersedekah begitu banyak hingga para penasihatnya khawatir baitul mal kosong.
Ia menjawab, “Jika kita takut miskin karena sedekah, itu karena kita kurang yakin pada janji Allah.”
Tak lama kemudian, masa kepemimpinannya justru menjadi salah satu era paling makmur dalam sejarah Islam.

3. Kisah Para Pedagang Nusantara
Dalam catatan sejarah Islam di Asia Tenggara, para pedagang di Aceh, Banjarmasin, dan Jawa dikenal rajin bersedekah. Mereka percaya sedekah membuka pintu dagang dan menghindarkan dari kebangkrutan. Tradisi itu bertahan hingga kini.

Maka benar sabda Rasulullah ﷺ, “Sedekah tidak mengurangi harta.”
Yang berkurang hanyalah nominal dari harta yang kita miliki, tetapi yang bertambah adalah keberkahan yang tidak bisa dihitung angka.

Bagikan Artikel:

beranda beranda Beranda chat chat Infaq+ donasi donasi Sedekah kontak kontak Live Salur donasi rutin donasi rutin Akun